Senin, 07 Juli 2014



MELOXICAM
MERK DAGANG
Meloksikam, Arimed, Artrilox, Cameloc, Loxil, Loxinic, Mecox, Meloxin, Meluempi, Movi-Cox, Mevilox, Mexpharm, Mobiflex, Moxam, Moxic, Moxic Forte, Relox, Velcox, Vitracox, X-Cam, Ostelox
KANDUNGAN
  • Meloxicam / Meloksikam tablet 7.5mg
  • Meloxicam / Meloksikam tablet 15mg
  • Meloxicam / Meloksikam Suppost 15mg
  • Meloxicam / Meloksikam cairan injeksi 10mg/ml
INDIKASI
Osteoartritis, artritis reumatoid.
KONTRA INDIKASI
  • Hipersensitif terhadap Aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid lainnya.
  • Penyakit ginjal berat.
  • Wanita hamil, ibu menyusui, anak-anak.
  • Ulserasi peptikum aktif atau berulang.
  • Insufisiensi ginjal berat non dialisa.
  • Perdarahan saluran cerna, perdarahan pembuluh darah otak, atau gangguan perdarahan lainnya.
PERHATIAN
  • Riwayat penyakit saluran pencernaan, gangguan fungsi hati atau ginjal, penyakit hati, dehidrasi, hipertensi, asma, usia lanjut.
  • Interaksi obat :
  • resiko perdarahan meningkat jika diberikan dengan obat-obat anti inflamasi non steroid, antikoagulan oral, Tiklopidin, heparin, trombolitik, Litium, Metotreksat.
  • penurunan efek antihipertensi.
  • peningkatan nefrotoksisitas Siklosporin.
  • penggunaan bersama kortikosteroid meningkatkan resiko tukak lambung.
  • konsentrasi dalam serum meningkat oleh Aspirin.
EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan, edema, nyeri, pusing, sakit kepala, anemia, nyeri sendi, nyeri pada punggung dan pinggang, insomnia (susah tidur), infeksi saluran nafas, gatal-gatal, ruam, sering buang air kecil, infeksi saluran kemih.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
DOSIS
  • Osteoartritis : 7,5 mg sekali sehari, memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi 15 mg sekali sehari.
  • Artritis reumatoid : 15 mg sekali sehari , memungkinkan untuk dikurangi menjadi 7,5 mg sekali sehari.
  • Pasien dengan resiko tinggi : dosis awal 7,5 mg sekali sehari.
  • Gagal ginjal : maksimal 7,5 mg sekali sehari.
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak
Natrium Diklofenak
MERK DAGANG
Natrium Diklofenak, Atranac, Berifen 100 SR, Berifen, Deflamat 100 CR, Deflamat 75, Deflamat 75 CRDicloflam, Diclomec, Difelin, Divoltar, Elithris, Fenaren, Fenavel, Flamar, Flamenac, Gratheos, Kaflam, Kemoren, Klotaren, Linac, Megatic, Merflam, Nadifen, Neurofenac, Nilaren, Neurofenac, Proklaf, Prostanac, Reclofen, Renadinac, Renvol, Rheumabet, Scantaren, Tirmaclo, Valto, valto forte, Volmatik, Voltadex, Voltadex Retard, Voltaren, Voltaren Retard, Voltaren SR, Volten, Voren, Xepathritis, Zegren, Arthrotec, Ostelox, Dolofenac
KANDUNGAN
Diclofenac sodium / Natrium Diklofenak.
INDIKASI
  • Bentuk peradangan & degeneratif reumatisme, artritis reumatoid, ankylosing spondylitis, asteoartrosis, & spondilartritis.
  • Sindroma nyeri pada rulang belakang.
  • Reumatik bukan pada sendi.
  • Serangan gout akut.
KONTRA INDIKASI
  • Ulkus peptikum.
PERHATIAN
  • Gejala-gejala/riwayat penyakit saluran pencernaan, asma, gangguan fungsi hati, ginjal, atau jantung.
  • Lansia.
  • Pasien yang menggunakan diuretika.
  • Selama penggunaan jangka panjang, dianjurkan untuk memonitor fungsi hati & hitung darah.
  • Hamil, menyusui.
  • Porfiria.
  • Deplesi volume ekstraselular.
  • Kemampuan untuk mengendarai atau menggunakan mesin bisa terpengaruh.
  • Interaksi obat : Litium, Metotreksat, Digoksin, Siklosporin, diuretika, antikoagulan, antidiabetikum oral, Quinolon.
EFEK SAMPING
  • Kadang-kadang : gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, pusing, vertigo, ruam kulit, peningkatan serum transaminase.
  • Jarang : ulkus peptikum, perdarahan saluran pencernaan, abnormalitas fungsi ginjal, reaksi hipersensitifitas, hepatitis.
  • Kasus-kasus tertentu : gangguan sensasi/perasaan atau penglihatan, gangguan sistem jantung dan pembuluh darah, pankreatitis, penyempitan usus seperti diafragma, meningitis aseptik, pneumonitis, eritema multiforme, diskrasia darah, purpura, eritroderma, sindroma Lyell, sindroma Stevens-Johnson.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
KEMASAN
Tablet 50mg x 5 x 10 biji.


DOSIS
Oral
  • 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis
  • sebaiknya setelah makan.
Injeksi intramuskular dalam ke dalam otot panggul,
  • untuk nyeri pasca bedah dan kambuhan akutnya, 75 mg sekali sehari (pada kasus berat dua kali sehari) untuk pemakaian maksimum 2 hari.
  • Kolik ureter, 75 mg kemudian untuk 75 mg lagi 30 menit berikutnya bila perlu.
Rektal dengan supositoria,
  • 75-150 mg per hari dalam dosis terbagi
  • Dosis maksimum sehari untuk setiap cara pemberian 150 mg.
ANAK
juvenil artritis, oral atau rektal, 1-3 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi (25 mg tablet salut enterik, hanya supositoria 12,5 mg dan 25 mg)
PENYAJIAN
Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

CIMETIDINE

MERK DAGANG

Cimetidin, Benomet, Blokacid, Cetidin, Cimaag, Cimet, Cimexol, Corsamet, Danamet, Decamet, Dinulkus, Farmetid, Licomet, Magicul, Metinel, Nulcer, Priocid, Ramet, Recimet, Sanmetidin, Sudimet, Tagamet, Tidifar, Ulcedine, Ulcumet, Ulcusan, Ulsikur, Vargumeth, Xepamet

KOMPOSISI :

Tiap tablet mengandung Cimetidine 200 mg

CARA KERJA OBAT :

Cimetidine adaiah penghambat histamin pada reseptor H2 secara selektif dan reversible, penghambatan histamin pada reseptor H, akan menghambat sekresi asam lambung baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh makanan, histamin, pentagastrin, kafein dan insulin. Cimetidine dengan cepat diabsorbsi setelah pemberian oral dan konsentrasi puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 45-90 menit setelah pemberian. Cimetidine diekskresikan melalui urin.

INDIKASI :

  • Pengobatan jangka pendekuntuk usus 12 jari tukak aktif
  • Terapi pemeliharaan tukak usus 12 jari pada pengurangan dosis setelah penyembuhan tukak aktif.
  • Pengobatan jangka pendek tukak lambung aktif yang jinak.
  • Pengobatan refluks gastroesofagus erosif.
  • Pencegahan pendarahan saluran pencernaan bagian alas pada penderitayang kritis.
  • Pengobatan keadaan hipersekresi patologis misalnya: sindroma Zollinger-Ellson, mastositosis sistemikdan adenoma endokhn multiple.

KONTRA INDIKASI :

Pasien yang hipersensitif terhadap cimetidine

EFEK SAMPING

  • Pada saluran pencernaan idiareringan
  • Pada susunan saral pusat: sakit kepala, pusing, mengantuk, mental kebingungan, agitasi, psikosis, depresl, cemas, halusinasi.
  • Pada sistem endokrin: ginekomastia.
  • Pada sistem hematologi: penurunan {umlah sel darah putjh, agtanukisitosis, Irombosilopenia, anemia aplasik atau pansitopenia yang jarang.
  • Hipersensif I: demam dan reaksi alergi termasuk anafriaksis.
  • Pada sistem kardiovaskuler:bradikardia dan takikardia (jarang terjadi).
  • Ginjal: peningkatan krealinin plasma, net itis interstitial, retensi urin.

DOSIS

  • Untuk tukak usus 12 jari yang aktif
  • 800 mg, 1 kali sehari pada malam hari.
  • Atau 300mg 4 kali sehari pada saat makan dan malam sebelum tidur.
  • Atau 400 mg 2 kali sehari pagi hari dan malam sebelum tidur.
  • Lama pengobatan 4 hingga 6 minggu. Pemberian dengan antasida sebaiknya diberikan sesuai Kebutuhan untuk mengurangi rasa sakit, akan tetapi pemberian bersamaan dengan antasid tjdak dianjurkan karena antasid dapat mempengaruhi absorbs! cimetidine.
  • Terapi pemeliharaan tukak usus 12 jari: 400 mg, 1 kali sehari malam hah sebelum tidur.
  • Pengobatan tukak lambung aktif yang jinak 800 mg, 1 kali sehari malam hari sebelum tidur atau 300 mg 4 kali sehari pada saat makan dan sebelum tidur selama 6-8 minggu.
  • Pengobatan refluks gastroesofagus erosif. 1600 mg sehari dalam dosis terbagi. (800 mg 2 kali sehari atau 400 mg 4 kai sehari) selama 12 minggu.
  • Pengobatan pada keadaan hipersekresi patologis 300 mg 4 kali sehari pada saat makan dan sebelum tidur. Pada beberapa penderita Mia diperlukan dapal diberikan dosis lebih besar lebih sering, sesuai dengan kebutuhan tetapi tjdak boleh melebihi 2,4 g sehari

OVER DOSIS

Studi pada hewan menunjukkan dosis toksik ditandai dengan kegagalan sistem pemafasan dan takikardia. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan pemberian i-Moker dan bantuan pernapasan.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

  • Cimetidine tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 16 tahun kecuali alas pertjmbangan dokter.
  • Pemberian cimetidine pada ibu hamil dan menyusui hanya bila sangat dibutuhkan.
  • Cimetidine tidak dapat dkjunakan untuk pengobatan srmptomatjs pada keganasan lambung.

INTERAKSI OBAT

Cimetidine dapat mengurangi metabolisme anlikoagulan kumarin, feniioin, ptopanotol, nifedipin, klordiazepoksk), diazepam, antkfepresan trisiklik, lidokain, teoflin dan metonidazol, akibatnya akan menghambat eliminasi dan meningkatkan konsentrasi obat-obatan ini dalam darah.
RANITIDIN
Obat Generik : 
Ranitidin
Obat Bermerek :
Acran, Aldin, Anitid, Chopintac, Conranin, Fordin, Gastridin, Hexer, Radin, Rancus, Ranilex, Ranin, Ranivel, Ranticid, Rantin, Ratan, Ratinal, Renatac, Scanarin, Tricker, Tyran, Ulceranin, Wiacid, Xeradin, Zantac, Zantadin, Zantifar
 KOMPOSISI
Ranitidin 150 mg : Tiap tablet Ranitidin 150 mg mengandung Ranitidin HCl 168 mg yang setara dengan ranitidin 150 mg.
Ranitidin 300 mg : Tiap tablet Ranitidin 300 mg mengandung Ranitidin HCl 336 mg yang setara dengan ranitidin 300 mg.
 FARMAKOLOGI
  • Ranitidin HCl merupakan sediaan dari Ranitidin HCl dengan bentuk tablet salut selaput yang mengandung Ranitidin 150 mg dan kaplet tablet salut selaput yang mengandung Ranitidin 300 mg.
  • Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang bekerja dengan cara menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
  • Ranitidin diabsorbsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2-3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorbsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh makanan dan antasida. Waktu paru ranitidin 2,5 – 3 jam pemberian oral. Ranitidin diekskresi melalui urin.
INDIKASI
  • Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis.
  • Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.
  • Pengobatan keadaan hipersekresi patologis, misal sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik.
KONTRAINDIKASI
Ranitidin kontraindikasi bagi pasien yang yang hipersensitif atau alergi terhadap Ranitidin.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
  • Kondisi tukak usus 12 jari aktif (ulkus duodenum) : Ranitidin 150 mg, 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4 – 8 minggu.
  • Kondisi tukak lambung aktif (ulkus peptikum) : Ranitidin 150 mg, 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu.
  • Terapi pemeliharan pada penyembuhan tukak usus 12 jari dan tukak lambung : Ranitidin 150 mg, malam sebelum tidur.
  • Keadaan hipersekresi patologis (Zollinger Ellison, Mastositosis Sistemik) : Ranitidin 150 mg, 2 kali sehari dengan lama pengobatan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala klinis yang ada. Dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita. Dosis hingga 6 gram sehari dapat diberikan pada penyakit yang berat.
  • Kondisi refluks gastro esofagitis (gastroesophageal reflux, GER) : Ranitidin 150 mg, 2 kali sehari.
  • Kondisi esofagitis erosif : Ranitidin 150 mg, 4 kali sehari.
  • Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif : Ranitidin 150 mg, 2 kali sehari.
  • Hemodialisis menurunkan kadar ranitidin yang terdistribusi.
EFEK SAMPING
  • Sakit kepala
  • Efek samping pada susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi.
  • Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia, atrioventricular block, premature ventricular beats.
  • Gastrointestinal : konstipasi / susah buang air besar, diare, mual, muntah, nyeri perut, jarang dilaporkan : pankreatitis.
  • Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : atralgia, mialgia.
  • Hematologik : leukopenia, granulositopenia, trombositopenia. Kasus jarang terjadi seperti agranulositopenia, pansitopenia, trombositopenia, anemia aplastik pernah dilaporkan.
  • Endokrin : ginekomastia, impoten, dan hilangnya libido pernah dilaporkan pada penderita pria.
  • Kulit, jarang dilaporkan : ruam, eritema multiforme, alopesia.
  • Lain-lain : kasusu hipersensitivitas / alergi yang jarang terjadi.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
  • Umum : pada penderita yang memberikan symptomatic response terhadap ranitidin, tidak menghalangi timbulnya keganasan lambung.
  • Karena ranitidin diekskresi terutama melalui ginjal, dosis ranitidin harus disesuaikan pada penderita gangguan fungsi ginjal.
  • Hati-hati pemberian ranitidin pada gangguan fungsi hati karena ranitidin dimetabolisme di hati.
  • Hindarkan pemberian ranitidin pada penderita dengan riwayat porfiria akut.
  • Hati-hati penggunaan ranitidin pada wanita menyusui.
  • Khasiat dan keamanan penggunaan ranitidin pada anak-anak belum terbukti.
  • Waktu penyembuhan dan efek samping ranitidin pada usia lanjut tidak sama dengan penderita usia dewasa.
  • Pemberian ranitidin pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan.
INTERAKSI OBAT
  • Ranitidin tidak menghambat kerja dari sitokrom P450 dalam hati.
  • Pemberian ranitidin bersama dengan warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
CLINDAMYCIN
Obat Generik :
Clindamycin / Klindamisin
Obat Bermerek :
Albiotin, Anerocid, Biodasin, Cindala, Climadan, Clinbercin, Clindexin, Clinex, Clinidac, Clinika, Clinium, Clinjos, Clinmas, Comdasin, Dacin, Daclin-300, Dalacin, Ethidan, Indanox, Lando, Lindacyn, Lindan, Mediklin, Milorin, Niladacin, Nufaclind, Opiclam, Probiotin, Prolic, Xeldac, Zumatic.
KOMPOSISI
  • Tiap kapsul Clindamycin 150 mg mengandung Clindamycin HCl  (klindamisin hidroklorida)163 mg setara dengan Clindamycin base 150 mg.
  • Tiap kapsul Clindamycin 300 mg mengandung Clindamycin HCl (klindamisin hidroklorida) 326 mg setara dengan Clindamycin base 300 mg.
FARMAKOLOGI
Clindamycin adalah antibiotik yang spektrumnya menyerupai Linkomisin namun aktivitasnya lebih besar terhadap organisme yang sensitif. Clindamycin efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureusD. pneumoniaeStreptococcus pyogenes, Streptococci(kecuali Streptococcus faecalis), Streptococcus viridans dan Avtinomyces israelli serta efektif terhadap Bacteroides fragilis dan kuman patogen anaerob yang peka lainnya. Clindamycin bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri.
INDIKASI
Indikasi Clindamycin adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Klindamisin terutama Streptokokus, Pneumokokus, Stafilokokus dan bakteri anaerob seperti :
  • Infeksi serius saluran nafas bagian bawah,
  • Infeksi serius kulit dan jaringan lunak,
  • Osteomielitis,
  • Infeksi serius intra-abdominal,
  • Septikemia / sepsis,
  • Abses intra-abdominal,
  • Infeksi pada panggul wanita dan saluran kemih.
KONTRAINDIKASI
Clindamycin kontraindikasi bagi pasien yang yang hipersensitif atau alergi terhadap clindamycin HCl atau linkomisin.
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMI
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
  • Orang dewasa yang menderita infeksi serius : 150-300 mg tiap 6 jam.
    Bisa ditingkatkan menjadi 300-450 mg tiap 6 jam jika perlu.
  • Anak-anak dengan infeksi berat : 8-16 mg/kg berat badan dalam 3-4 dosis terbagi.
Untuk mencegah kemungkinan timbulnya iritasi lambung dan kerongkongan (esofageal), obat harus diminum dengan segelas air penuh.
EFEK SAMPING
Berikut ini efek samping klindamisin yang dapat terjadi :
  • Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare dan kolitis pseudomembranousa.
  • Reaksi hipersensitif atau alergi seperti pruritus, rash, atau urtikaria.
  • Gangguan hati seperti jaundice, abnormalitas test fungsi hati.
  • Gangguan ginjal seperti disfungsi ginjal (azotemia, oliguria, proteinuria).
  • Gangguan darah / hematologi seperti neutropenia sementara (leukopenia), eosinofilia, agranulositosis, dan thrombositopenia.
  • Gangguan muskuloskeletal seperti polyarthritis.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
  • Keamanan penggunaan Clindamycin pada wanita hamil dan ibu menyusui belum diketahui dengan pasti.
  • Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super infeksi dengan bakteri dan jamur.
  • Selama penggunaan jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan hematologi, fungsi hati dan ginjal.
  • Hati-hati penggunaan Clindamycin pada penderita kerusakan hati atau ginjal yang berat.
  • Hentikan pemakaian Clindamycin, jika selama pengobatan timbul mencret secara berlebihan.
  • Terapi dengan Clindamycin dapat menyebabkan kolitis berat yang dapat berakibat fatal. Oleh karena itu pemberian clindamycin dibatasi untuk infeksi serius dimana tidak dapat diberikan antimikroba yang kurang toksik misalnya eritromisin.
  • Clindamycin tidak boleh digunakan untuk infeksi saluran nafas bagian atas (ISPA).
  • Pemberian pada bayi dan neonatus harus disertai pengamatan fungsi sistem organ yang tepat.
  • Karena clindamycin tidak dapat mencapai cairan serebrospinal dalam jumlah yang memadai, maka clindamycin tidak dapat digunakan untuk pengobatan meningitis.
  • Secara in vitro menunjukkan adanya antagonisme antara clindamycin dan eritromisin. Karena kemungkinan itu secara klinis dapat terjadi, maka kedua obat ini tidak boleh diberikan secara bersamaan.
  • Hati-hati pemberian Clindamycin pada penderita dengan riwayat penyakit saluran pencernaan terutama kolitis, serta penderita atopik.
  • Prosedur pembedahan harus sudah ditentukan sehubungan dengan digunakannya antibiotika ini.
  • Hati-hati penggunaan Clindamycin pada penderita yang mendapat terapi obat-obat penghambat neuromuskular karena dapat meningkatkan kerja obat-obat penghambat neuromuskular.
INTERAKSI OBAT
  • Antidiare, adsorbens.
  • Tidak dianjurkan penggunaan bersama-sama dengan kaolin atau attapulgite yang dikandung dalam obat antidiare.
CEFADROXIL
Obat Generik : 
Cefadroxil / Sefadroxil
Obat Bermerek : 
Alxil, Ancefa, Bidicef, Biodroxil, Cefat, Dexacef, Doxef, Drovax, Droxefa, Duricef, Erphadrox, Ethicef, Kelfex, Lapicef, Librocef, Longcef, Opicef, Osadrox, Pyricef, Qcef, Qidrox, Renasistin, Roksicap, Sedrofen, Staforin, Tisacef, Vocefa, Widrox
KOMPOSISI
  • Tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 500 mg.
  • Tiap 5 ml sirup mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 125 mg.
FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Cefadroxil adalah antibiotik semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral. Cefadroxil (sefadroksil) bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesis dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.
INDIKASI
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti: infeksi saluran pernapasan (tonsillitis, faringitis, pneumonia),  otitis media, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi lain (osteomielitis dan septisemia).
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif atau alergi terhadap cefadroxil dan sefalosporin lainnya.
EFEK SAMPING
  • Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis pseudomembran.
  • Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.
  • Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.

INTERAKSI OBAT
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosporin terhadap ginjal. Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh. Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like reactions, jika diberikan 48 – 72 jam setelah pemberian sefalosporin.
DOSIS
Dewasa :
  • Infeksi saluran kemih: Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sinusitis : sefadroksil 1 – 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.
  • Infeksi kulit dan jaringan lunak: sefadroksil 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi.
  • Infeksi saluran pernapasan: infeksi ringan, 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi; infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolitik: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
Anak-anak :
  • Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : sefadroksil 25 – 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.
  • Faringitis, tonsilitis, impetigo : sefadroksil 25 – 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
  • Cara melarutkan sirup/suspensi: Tambahkan 45 ml air minum, kocok sampai suspensi homogen. Setelah 7 hari suspensi yang sudah dilarutkan tidak boleh digunakan lagi.
BROMHEXINE HCL
MERK DAGANG
Asecrin, Bisolvomycin, Bisolvon, Bisolvon Kids, Brolexan, Bromifar, Bromika, Bromixon, Bronex, Bronkris, Celovon, Cetasolvan, Dexolut, Erphahexin, Ethisolvan, Exovon, Farmavon, Halmezin, Hexoly, Hexon, Hustab P, Miravon, Mosavon, Mucobron, Mucohexin, Mucosolvan, Opalex, Nufadipect, Phytovon, Polyvon, Poncosolvon, Solvadon, Solvax, Solvinex, Thepidron, Wibrom, Yaxon, Yutradin
Komposisi :
  • Tiap tablet mengandung Bromhexine HCI
  • 5 ml eliksir mengandung Bromhexine HCI (mengandung etil alkohol 3,72% v/v)
  • 5 ml sirup mengandung Bromhexine HCI
Khasiat :
BROMHEXINE bekerja dengan mengencerkan sekret pada saluran  pernafasan dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakaridayangterdapat pada sputum/dahaksehingga lebih mudah dikeluarkan.
Indikasi :
Bekerja sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak


Efek Samping :
Mual, diare, gangguan pencemaan, perasaan penuh di perut, tetapi biasanya ringan. Pernah dilaporkan efek samping: sakit kepala, vertigo, berkeringat banyakdan ruam kulit, juga dapat terjadi kenaikan transaminase.
Kontraindikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap Bromhexine HCI.
PERHATIAN :
Hindari penggunaan BROMHEXINE pada tiga bulan pertama kehamilan dan pada masa menyusui. Hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung.
Aturan Pakai :
Tablet
  • Dewasa dan anak > 10 tahun 1x 3 tablet
  • Anak 5 – 10 tahun 3×1/2 tablet
  • Anak 2 – 5 tahun 2×1/2
  • Atau menurut petunjuk dokter.
Sirup
  • Dewasa dan anak >10 tahun: 3 x 10 ml per hari
  • Anak 5- 10 tahun: 3 x 5 ml per hari
  • Anak 2-5 tahun: 2 x 5 ml per hari
  • Atau menurut petunjuk dokter.
Interaksi :
Pemberian bersamaan dengan antibiotika (amoksisilin, sefuroksim, doksisiklin) akan meningkatkan konsentrasi antibiotika pada jaringan paru.

Erythromycin

MERK DAGANG

Erytromisin, Alphathrocin, Althrocin, Bannthrocin, Camitrosin, Camitrosin Syr, Cetathrocin, Cetathrocin Syr, Comthrocyn, Comthrocyn Syr, Corsatrocin, Corsatrocin Syr, Decathrocin, Dexythrocin, Dothrocyn, Dumotrycin, E-mycin, Ebalin, Eritromec, Erphatrocin, Erybin, Erybiotic, Eryka, Erysanbe, Erysil, Erythrin, Erythrocin, Expoticin, Ikatrocin, Kalthrocin, Kemothrocin, Kenthrocin, Konithrocin, Leothrocin, Lidecin, Medoxin, Narlecin, Opithrocin, Pharothrocin, Phylocin, Primacine, Primathrocin, Puricin, Rythron, Scanthrocin

KOMPOSISI :

  • Kapsul : Tiap kapsul mengandung Eritromisin
  • Stearat yang setara dengan 250 mg Eritromisin.
  • Kaplet salut selaput : Tiap kaplet salut selaput mengandung Eritromisin Stearat yang setara dengan 500 mg Eritromisin.
  • Tablet kunyah : Tiap tablet kunyah mengandung Eritromisin Etilsuksinat yang setara dengan 200 mg Eritromisin.
  • Sirop kering : Setelah penambahan air minum.tiap 5 ml mengandung Eritromisin Etilsuksinat yang setara dengan 200 mg Eritromisin.

FARMAKOLOGI :

Eritromisin bekerja dengan cara menghambat sintesa protein tanpa mempengaruhi sintesa asam nukleat. Pada pemakaian per oral Eritromisin cepat diabsorpsi. terutama bila perut kosong,Setelah diabsorpsi, Eritromisin terdifusi ke dalam cairan tubuh dan akan dicapai kadar terapi yang efektif dari Eritromisin dalam darah selama 6 jam.

INDIKASI :

  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas ringan sampai sedang yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes (Streptococci p-Hemolitik Group A), Streptococcus pneumonlae (Diplococcus pneumoniae), Haemophilus influenzae.
  • Infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes (Streptococci p-Hemolitik Group A), Streptococcus pneumoniae (.Diplococcus pneumoniae).
  • Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
  • Pertusis yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.
  • Infeksi kulit don jaringan lunak ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus.

KONTRA-INDIKASI

Hipersensitif terhadap Eritromisin.

EFEK SAMPING

  • Gangguan pada saluran pencernaan seperti mual. muntah, diare.
  • Reaksi-reaksi kepekaan seperti urtikaria, ruam kulit, reaksi anafilaksis dapat terjadi pada penderita yang hiper-sensitivitas.
  • Pengobatan ddlam jangka waktu lama mungkin me-nimbulkan superlnfeksi
  • Kadang-kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan pada dosis besar, penderita gagal ginjal atau penderitd lanjuf usia.
  • Pernah dilaporkan terjadi kolitis pseudomembran.

PERHATIAN :

  • Eritromisin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan penderita dengan ganggudn fungsi hati.
  • Penggunaan jangka panjang atau berulang-ulang da-pat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari bakteri yang tidak peka atau fungi.
  • Bila terjadi superinfeksi hentikan penggunaan dan ganfi dengan pengobatan yang sesuai.
  • Hatl-hati pemberian pada ibu yang menyusui karena Eritromisin diekskresikan ke dalam ASI.
  • Hati-hati pemberian pada penderita gangguan ginjal.

INTERAKSI OBAT :

  • Teofilin: mengurangi bersihan dan meningkat-kan level serum teofilin, terutama pada dosis besar.
  • Karbamazepin: meningkatkan toksisitas karba-mazepin.
  • warfarin/antikoagulan oral: dapat memper-panjang waktu pembentukan protrombin dan kemung-kinan perdarahan.
  • Digoksin: meningkatkan level serum digoksin.

DOSIS :

  • Anak-anak sampai 20 kg : 30-50 mg/kg berat badan/hari dibagi dalam jumlah yang sama tiap 6 jam.
  • Dewasa dan anak-anak diatas 20 kg : 1 kapsul ERY”,250 tiap 6 jam atau 1 kaplet ERITROMISIN® 500 tiap 12 jam (sebaiknya sebelum makan).

DEXTROMETHORPHAN

MERK DAGANG

  • Dekstrometorfan, Artodryl Plus, Benmar, Bimarhindex, Bisoltussin, Bufamet, Bufamet, Byraphan, Calmerphan-L, Citosiv, Code, Code 15, Detusif, Deximix, Dexitab, Dexmolex, Dextrobat, Dextrodef, Dextromex, Destronova, Romilar, Zenidex,
  • Kombinasi dengan Obat lain : Anakonidin, Alpara, Anadex, Anadex, Emtusin, Benacol DTM, Benadryl Dmp, Benilin, Cosydin, Dekorin, Dextral, Dextral Forte, Dextrofen, Domeryl Combi, Fluvit C, Komix, Konidin, OBB, Oskadryl, Promedex Expectorant, Protusif, Quelidrine, Ramadryl Atusin, Romilar Ekspektoran, Sanaflu, Siladex, Starex, Tilomix, Trifabat, Tuzalos, Vicks Formula 44, Vicks Anak-anak Formula 44, Yekadex

KOMPOSISI :

  • Tiap tablet salut selaput mengandung:Dextromethorphan HBr 15 mg
  • Tiap 5 ml mengandung Detromethorphan HBr 10 mg

CARA KERJA OBAT:

Dextromethorphan diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna.Dimetabolisme dalam hati dan diekskresi melalui ginjal dalam bentuk tidak berubah ataupun bentuk dimetilated morfinon. Dextromethorphan merupakan antitusif non narkotik yang dapat meningkatkan ambang rangsang refleks batuk secara sentral.

INDIKASI :

Untuk meredakan batuk yang tidak berdahak.

DOSIS :

Tablet :
  • Dewasa  : 1 tablet tiap 4 jam atau 2 tablet tiap 6 jam, maksimum sehari 8 tablet.
  • Anak-anak : 1 mg/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian per hari.
Syrup :
  • Dewasa  : 1-2 sendok teh tiap 4 jam atau 3 sendok teh tiap 6 jam maksimum 12 sendok teh sehari
  • Anak-anak : 1 mg per kg berat badan dibagi dalam 3-4 kali pemberian perhari.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :

  • Tidak dianjurkan untuk batuk yang berdahak, pertusis dan asma bronkial.
  • Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun kecuali atas petunjuk dokter.
  • Hati – hati pada penderita gangguan fungsi hati, sedasi, debil dan hipoksik.

EFEK SAMPING :

Pusing, mengantuk, mual, konstipasi.Pada dosis tinggi dapat terjadi depresi pernapasan.

KONTRA INDIKASI:

Hipersensitif terhadap Dextromethorphan HBr.Pada wanita hamil.

INTERAKSI OBAT :

Dengan MAO inhibitor pernah diiaporkan dapat menyebabkan nausea,koma, hipotensi dan hiperpireksia.
Salbutamol
Merk Dagang
Astop, Bromosal, Butasal, Buventol Easyhaler, Glisend, Grafalin, Lasal, Proventol, Respolin, Salbumax turbuhaler, Varsebron, Venasma, Ventab, Venterol, Ventolin, Volmax
Sedian :
  • Salbutamol 2 mg tablet
  • Salbutamol tablet 4 mg tablet
  • Salbutamol Cairan Inhaler (respul) 0,1%; 0,2%
  • Salbutamol Inhaler 100mcg/dosis
  • Salbutamol Syrup (dalam 100 ml)
Farmakologi :
Salbutamol merupakan suatu obat agonis beta-2 adrenergik yang selektif. Pada bronkus salbutamol akan menimbulkan relaksasi otot polos bronkus secara langsung.
Maka SALBUTAMOL efektif untuk mengatasi gejala-gejala sesak napas pada penderita-penderita yang mengalami bronkokonstriksi seperti : asma bronkial, bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum, baik untuk penggunaan akut maupun kronik.
SALBUTAMOL menghambat pelepasan mediator dari ”pulmonary mast cell”, mencegah kebocoran kapiler dan udema bronkus serta merangsang pembersihan mukosiliar. Sebagai agonis beta-2 SALBUTAMOL pengaruhnya terhadap adrenoseptor beta-1 pada sistem kardiovaskuler adalah minimal. Ratio stimulasi beta-2/beta-1 salbutamol lebih besar dari obat-obat simpatomimetik lainnya. SALBUTAMOL dapat digunakan oleh anak-anak maupun dewasa.
SALBUTAMOL juga bekerja langsung pada otot polos uterus yaitu menurunkan kontraktilitasnya. Efek SALBUTAMOL dapat dihambat oleh obat-obat penghambat reseptor beta, maka SALBUTAMOL tidak boleh diberikan bersama-sama dengan obat tersebut.
SALBUTAMOL diabsorpsi dengan baik melalui saluran pencernaan sehingga efeknya akan tampak setelah 15 menit dan berlangsung selama 4 – 8 jam.
Waktu paruh eliminasinya berkisar dari 2,7 sampai 5 jam.
SALBUTAMOL tidak dimetabolisme oleh enzim-enzim COMT maupun sulfatase dari dinding intestin. Di hati akan berkonjugasi dengan sulfat.
Diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh.
Indikasi :
SALBUTAMOL merupakan obat bronkodilator untuk menghilangkan gejala sesak napas pada penderita asma bronkial, bronkitis asmatis dan emfisema pulmonum.
Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap Salbutamol.
Dosis :
Untuk tablet :
  • Dewasa : sehari 3-4 kali 2-4 mg.
  • Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 2 mg.
  • Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali 1 mg-2 mg.
Untuk sirup :
  • Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh.
  • Anak diatas 6 tahun : sehari 3-4 kali 1 sendok teh.
  • Anak 2-6 tahun : sehari 3-4 kali ½-1 sendok teh.
  • Dosis anak adalah 0,3 mg/kg.bb./hari, dibagi dalam 3 dosis.
Efek Samping :
Berupa nausea, sakit kepala, palpitasi, tremor, vasodilatasi periferal, takikardi dan hipokalemi yang kadang-kadang timbul sesudah pemberian dosis tinggi.
Peringatan dan Perhatian :
  • Agar diberikan secara hati-hati pada pasien tirotoksikosis.
  • Karena data-data penggunaan pada triwulan pertama dari kehamilan masih terbatas, maka sebaiknya penggunaannya dihindari.
  • Hindari penggunaan pada penderita dengan hipertensi, penyakit jantung iskemik dan pasien yang sudah
PIROKSIKAM
MERK DAGANG
Piroksikam, Benoxicam 20, Bitrafarm, Brexin, Campain, Dains, Dains D, Denicam, Emelden, Faxiden, Felcam, Feldco, Feldene, Feldene D, Feldene Flash, Fosamax, Grazeo, Indene, Infeld, Kifadene, Lanareuma, Licofel, Maxicam, Mepirox, Miradene, Novaxicam, Omeretik, Pirocam, Pirodene, Pirofel, Pirox, Proxalyoc, Pyden, Rexicam, Rheumaden
KANDUNGAN
  • Piroxicam / Piroksikam  Tablet 5 mg
  • Piroxicam / Piroksikam Kaplet 10 mg
  • Piroxicam / Piroksikam Kaplet 20 mg
INDIKASI
Artritis reumatoid, osteoartritis, ankylosing spondylitis, kelainan muskuloskeletal akut, gout akut.
KONTRA INDIKASI
  • Ulkus peptikum,
  • riwayat serangan asma,
  • rinitis, angioedema atau urtikaria (biduran/kaligata) yang dipicu oleh Aspirin.
  • Riwayat polip hidung.
PERHATIAN
  • Riwayat ulserasi lambung,
  • Gangguan jantung
  • Hipertensi
  • Kerusakan hati atau ginjal
  • Retensi cairan.
  • Interaksi obat : antikoagulan.
EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, iritasi & ulkus lambung (pada dosis lebih dari 20 mg/hari).
INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
DOSIS
  • Artritis reumatoid, osteoartritis, ankylosing spondylitis : 20 mg sekali sehari.
  • Kelainan muskuloskeletal akut : 40 mg sehari selama 2 hari dalam dosis tunggal atau dalam dosis terbagi, kemudian 20 mg sehari selama 7-14 hari.
  • Gout akut : diawali dengan 40 mg sehari sebagai dosis tunggal kemudian 40 mg dalam dosis tunggal atau dosis terbagi selama 4-6 hari.
  • Tidak diindikasikan untuk penanganan jangka panjang gout.

Antalgin / Methampyrone

MERK DAGANG
Antalgin, Baralgin M, Camidon, Caranal, Cornalgin, Defamidon, Duralgin, Emmer, Erlidon, Erpha Vitalgin, Expogin, Foragin, Ginifar, Hufanal, Iphalgin, Iphamidon, Kokogin, Mepron, Nalget, Neonovapyron, Neupharalgin, Neuroval, Novalgin, Oralgin, Panstop, Pronto, Rapidon, Ronalgin, Samtalgin, Scanalgin, Sohogin, Suwalgin, Trovinal, Vardiksia, Wiolgin, Yekalgin

KANDUNGAN

antalgin / Methampyrone 500mg

INDIKASI

Sakit kepala, skiatika (rasa sakit pada pinggul/pangkal paha dan paha), nyeri otot, sakit gigi, neuralgia (nyeri pada saraf), nyeri.

KONTRA INDIKASI

  • Hipersensitifitas.
  • Hamil dan menyusui.
  • Gangguan perdarahan.

PERHATIAN

  • Sindroma neuropati (pada penggunaan jangka panjang).
  • Gangguan ginjal dan hati.
  • Interaksi obat : antikoagulan, kortikosteroid, antireumatik.

EFEK SAMPING

  • Reaksi hipersensitifitas
  • Urtikaria (biduran)
  • Gatal-gatal
  • Agranulositosis.

DOSIS

3-4 kali sehari 1 kaplet. Maksimal : 4 kaplet/hari.

PENYAJIAN

Dikonsumsi bersamaan dengan makanan

Diazepam

Merk Dagang :

Diazepam, Valium, diazepin, Cetalgin, Danalgin, Metaneuron, proneuron, Valisanbe, Valdimex, Neuropyron, Neurindo, Meparyp, dan Stesolid

KOMPOSISI :

Tiap tablet mengandung : Diazepam 2 mg

CARA KERJA OBAT :

Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat. Dimetabolisme menjadi metabolit aktif yaitu N-desmetildiazepam dan oxazepam. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 1 – 2 jam pemberian oral. Waktu paruh bervariasi antara 20 – 50 jam sedang waktu paruh desmetildiazepam bervariasi hingga 100 jam, tergantung usia dan fungsi hati.

INDIKASI :

Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena inflamasi atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian motorik serebral, paraplegia). Digunakan juga untuk meringankan gejala-gejala pada penghentian alkohol akut dan premidikasi anestesi.

KONTRA INDIKASI :

  • Penderia hipersensitif
  • Bayi dibawah 6 bulan
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Depress pernapasan
  • Glaucoma sudut sempit
  • Gangguan pulmoner akut
  • Keadaan Phobia

CARA PENGGUNAAN :

Dewasa
  • Ansietas   2-10 mg, 2-4 kali sehari
  • Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4 kali sehari dalam dosis bagi
  • Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24 jam pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 – 4 kali sehari
  • Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25 mg/kg
  • Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 – 2,5 mg, 1 – 2 kali sehari dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan.
  • Pada penderita dengan gangguan pulmoner kronik, penderita hati dan ginjal kronik dosis dikuTarigT.
  • Anak-anak 0.12 – 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

EFEK SAMPING :

Mengantuk,ataksia. kelelahan Erupsi pada kulit. edema, mual dan konstipasi, gejala-gejala ekstra pirimidal. jaundice dan neutropenia. perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi. gangguan visual dan retensi urin, incontinence.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :

  • Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin selama minum obat ini.
  • Ansietas atau ketegangan karena stress kehidupan sehari-hari biasanya tidak memerlukan pengobatan dengan ansiolitik.
  • Keefektifan dalam pengobatan jangka lama (lebih dari 4 bulan) belum diuji secara klinis sistematik.
  • Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan ketergantungan pada obat
  • Pada penderita lemah dan lanjut usia dianjurkan dengan dosis efektif terkecil.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan pulmoner kronik, penderita fungsi hati dan ginjal kronik.
  • Hentikan pengobatan jika terjadi reaksi-reaksi paradoksikal seperti keadaan hiper eksitasi akut. ansietas. halusinasi dan gangguan tidur.

INTERAKSI OBAT :

Penggunaan bersama obat-obat depresan Susunan Syaraf Pusat atau alkohol dapat meningkatkan efek depresan. Cimetidin dan Omeprazol mengurangi bersihan benzo-diazepin. Rifampisin dapat meningkatkan bersihan benzodiazepin.

Metoclopramide

MERK DAGANG

Primperan, Primperan Supp For Adults, Primperan Supp For Children, Raclonid, Reguloop 10, Reguloop 5, Sotatic, Timovit, Tomit, Topram, Varlomid, Vertivom, Vilapon, Vomidex, Vomiles, Vomipram, Vomitrol, Vosea, Zumatrol

KANDUNGAN

Metoclopramide / MetoklopramidaHCl

INDIKASI

Dispepsia, kembung, gastritis, duodenitis, rasa panas pada ulu hati, spasme pilorik, refluks esofagitis, cegukan, hernia hiatus, mual dan muntah termasuk yang disebabkan oleh obat bius dan intoleransi terhadap obat-obatan.

KONTRA INDIKASI

Sumbatan, perdarahan & perlubangan pada saluran pencernaan, epilepsi, feokromositoma, gangguan ekstrapiramidal.

PERHATIAN

  • Gangguan ginjal.
  • Pasien yang masuh anak-anak dan remaja.

Interaksi obat :

  • Efek Metoklopramida diantagonis oleh antikolinergik dan analgetik narkotik.
  • Meningkatkan efek sedasi jika diberikan bersama dengan depressan susunan saraf pusat.
  • Penyerapan obat (Digoksin, Simetidin) bisa terganggu dan penyerapan dari usus kecil meningkat (Parasetamol, Tetrasiklin, Levodopa).
  • Kebutuhan Insulin mungkin berubah akibat perubahan lamanya makanan dalam usus.

EFEK SAMPING

Sindroma ekstrapiramidal, susah buang air besar.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL

B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

DOSIS

Oral, atau injeksi intramuskular atau intravena lebih dari 1-2 menit,

Dewasa

  • 3x 10 mg (
  • 3x5mg5 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg) 

ANAK

  • sampai dengan 1 tahun (berat sampai 10 kg) 1 mg 2 kali sehari,
  • 1-3 tahun (10-14 kg) 1 mg 2-3 kali sehari,
  • 3-5 tahun (15-19 kg) 2 mg 2-3 kali sehari,
  • 5-9 tahun (20-29 kg) 2,5 mg 3 kali sehari,
  • 9-14 tahun (30 kg dan lebih) 5 mg 3 kali sehari
Larutan rektal:
  • DEWASA: 10 mg/2,5 mL larutan rektal 3 kali sehari,
  • ANAK dan DEWASA MUDA: 10 mg/2,5 mL
Dosis harian metoklopramid tidak boleh melebihi 500 mcg/kg bb, umumnya pada anak dan dewasa muda

Untuk prosedur diagnostik, sebagai dosis tunggal 5-10 menit sebelum pemeriksaan,

Dewasa :

  • 10-20 mg
  • 10 mg pada dewasa muda berusia 15-19 tahun dengan berat di bawah 60 kg) 

ANAK:

  • di bawah 3 tahun 1 mg,
  • 3-5 tahun 2 mg,
  • 5-9 tahun 2,5 mg,
  • 9-14 tahun 5 mg
Dexamethasone 0,5 mg
 


·         Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.

Kontra Indikasi:
- Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
- Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.

Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
a. Dexamethasone ................. 0.5 mg.
b. Dexamethasone ................. 0.75 mg.
Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:
Dexamethasone Sodium phosphat ..... 5 mg.

Uraian dan Penggunaan:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Dexamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral conticoid dari cortisone dan hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocotical tidak berguna.
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya: untuk anti inflamasi, pengobatan rheumatik arthritis dan penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis dll, penyakit kulit, penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan lunak dan anemia hemolytica.

Efek Samping:
- Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
- Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
- Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.

Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari
(rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

Perhatian:
- Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.
- Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan chirrhosis.


Chloramphenicol 250 mg

Chloramphenicol 250 mg
·         Indikasi:
1.Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.
2.Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.
Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 250 mg kloramfenikol

Cara Kerja:
Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

Dosis:
Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu :
50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4.

Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu :
25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.

Peringatan dan Perhatian:
Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala.

Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui, bayi prematur dan bayi yang baru lahir.

Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur.


Efek Samping:
Diskrasia darah, gangguan saluran pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif dan sindroma kelabu.

Interaksi Obat:
Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar